Kyai Banten Bantu KPK Tangkal Santet Saat Pemeriksaan Atut Besok - TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para tokoh dan pendiri Provinsi Banten menyampaikan dukungan moril kepada KPK untuk memberantas sejumlah kasus korupsi di Banten melalui pintu masuk kasus dugaan suap Ketua MK Akil Mochtar yang juga melibatkan adik Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Tubagus Chairy Wardana alias Tubagus Wawan alias Wawan.
Dukungan itu disampaikan dalam pertemuan dengan pimpinan KPK di kantor KPK, Jakarta, Kamis (10/10/2013).
Dukungan moril kepada pihak KPK, di antaranya dengan menyiapkan sejumlah kyai atas kemungkinan serangan santet yang terjadi pada saat pemeriksaan Ratu Atut Chosiyah di kantor KPK pada Jumat (11/10/2013) besok.
"(Antisipasi serangan santet), ini kan yang hadir ada kyai-kyai. Jadi jangan khawatir itu," kata tokoh Banten, Ahmad Subadri, usai pertemuan.
Dalam pertemuan itu, lanjut Subadri, pimpinan KPK menyampaikan tidak khawatir atas kemungkinan serangan santet tersebut.
"(Pimpinan) KPK mengatakan tidak khawatir. Pak Abraham, Pak Pandu, mengatakan mereka siap lahir batin untuk memberantas korupsi di Banten," jelas Subadri yang juga anggota DPD RI dari Banten itu.
Meski begitu, Subadri meyakini serangan santet ke pihak KPK hanya sebatas rumor.
"Sebenarnya santet itu kan, kalau kami yang di Banten tidak percaya. Itu hanya dibikin semacam hantu untuk menakut-nakuti orang. Karena itu kami hadir memberikan suport moril, dan besok adik-adik mahasiswa akan datang kesini," ujarnya.
Tokoh dan pendiri Provinsi Banten juga menyampaikan, agar penyidik KPK tetap fokus dan profesional saat melakukan pemeriksaan terhadap orang nomor satu Banten, Ratu Atut Chosiyah, pada Jumat Keramat besok.
"Dan kami mendukung pemeriksaan itu agar terungkap kasus korupsi besar atau pun kecil di Banten. Karena warga Banten sekian lama menanti pemberantasan korupsi yang tidak bisa dinegosiasi. Kami yakin KPK ini tidak bisa dinegosiasi. KPK akan menegakkan hukum dengan setegak-tegaknya dan setuntas-tuntasnya," tandasnya.
Selain Subadri, tokoh dan pendiri Provinsi Banten yang hadir dalam pertemuan itu di antaranya, Irsyad Jueli, Ray Rangkuti, Ratu Enong Mandalan, Ali Yahya, H Mardini, Mangkusasmita, Gusti Mulyadi, dan Ratu Nurlaila.
[ source ]
Dukungan itu disampaikan dalam pertemuan dengan pimpinan KPK di kantor KPK, Jakarta, Kamis (10/10/2013).
Dukungan moril kepada pihak KPK, di antaranya dengan menyiapkan sejumlah kyai atas kemungkinan serangan santet yang terjadi pada saat pemeriksaan Ratu Atut Chosiyah di kantor KPK pada Jumat (11/10/2013) besok.
"(Antisipasi serangan santet), ini kan yang hadir ada kyai-kyai. Jadi jangan khawatir itu," kata tokoh Banten, Ahmad Subadri, usai pertemuan.
Dalam pertemuan itu, lanjut Subadri, pimpinan KPK menyampaikan tidak khawatir atas kemungkinan serangan santet tersebut.
"(Pimpinan) KPK mengatakan tidak khawatir. Pak Abraham, Pak Pandu, mengatakan mereka siap lahir batin untuk memberantas korupsi di Banten," jelas Subadri yang juga anggota DPD RI dari Banten itu.
Meski begitu, Subadri meyakini serangan santet ke pihak KPK hanya sebatas rumor.
"Sebenarnya santet itu kan, kalau kami yang di Banten tidak percaya. Itu hanya dibikin semacam hantu untuk menakut-nakuti orang. Karena itu kami hadir memberikan suport moril, dan besok adik-adik mahasiswa akan datang kesini," ujarnya.
Tokoh dan pendiri Provinsi Banten juga menyampaikan, agar penyidik KPK tetap fokus dan profesional saat melakukan pemeriksaan terhadap orang nomor satu Banten, Ratu Atut Chosiyah, pada Jumat Keramat besok.
"Dan kami mendukung pemeriksaan itu agar terungkap kasus korupsi besar atau pun kecil di Banten. Karena warga Banten sekian lama menanti pemberantasan korupsi yang tidak bisa dinegosiasi. Kami yakin KPK ini tidak bisa dinegosiasi. KPK akan menegakkan hukum dengan setegak-tegaknya dan setuntas-tuntasnya," tandasnya.
net
Ilustrasi
Selain Subadri, tokoh dan pendiri Provinsi Banten yang hadir dalam pertemuan itu di antaranya, Irsyad Jueli, Ray Rangkuti, Ratu Enong Mandalan, Ali Yahya, H Mardini, Mangkusasmita, Gusti Mulyadi, dan Ratu Nurlaila.
[ source ]
0 comments:
Post a Comment